top of page

Solusi Sehat Keluarga Anda

RUMAH SEHAT HERBA RAUDHAH

HERB AND NATURAL SHOP

“Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu sekalian ke dalam islam secara Kaffah (keseluruhan) dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya ia musuh yang nyata bagimu” (QS.Al-Baqarah : 208)



Alhamdulillah dalam era kebangkitan Islam, saat ini telah banyak dan tersebar luas sebuah metode pengobatan  yang sesuai dengan sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam yaitu “Thibbun Nabawi” (metode pengobatan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam). Mengapa dinamakan pengobatan Nabi? Karena memang pengobatan ini adalah benar-benar berdasarkan kepada apa yang telah disunahkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam. Jadi, InsyaAllah kita tidak perlu ragu lagi, sebab Thibbun Nabawi tidak keluar dari koridor Al-Qur’an dan As-Sunnah. Segala apa yang dilakukan untuk menangani pasien, mulai dari alat alat yang steril, tata cara pengobatan yang tidak berbau Syirik, Bid’ah dan Khurafat, serta penggunaan obat obatan non-kimia yang halal dan Thoyyib, menjadikan Thibbun Nabawi sebagai solusi pengobatan yang sesuai dengan Syari’at, yang InsyaAllah akan mengantarkan kita semua pada keselamatan dunia dan akhirat.
Islam sebagai agama yang mencakup segala hal, baik di dunia maupun di akhirat, senantiasa memberi solusi dalam berbagai hal, termasuk didalamnya masalah pengobatan. Namun sangat disayangkan, ilmu yang dulu lahir  dari islam kini di adopsi oleh barat yang akhirnya kita lengah dengan hal penting ini.
Allah Subhana wata’ala berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 120: “ dan tidak akan pernah ridho orang-orang yahudi dan nasrani, sampai kalian mengikuti Millah mereka”. Kelengahan yang lain adalah terkait dengan kehalalan dan kethoyyiban obat yang kita makan, kerena disinyalir ada beberapa obat yang menggunakan bahan dari Babi  atau dari  Jaringan tubuh manusia. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak akan menjadikan kesembuhan dengan sesuatu yang Allah haramkan atas kamu”. Imam As-Suyuti dalam kitabnya “Ath-Thibb an Nabawi” menukil pendapat imam Ahmad Rahimahullah, yang melarang seorang muslim menerima racikan obat yang berasal dari Kafir Dzimmi, karena dikhawatirkan ada satu ramuan yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wata’ala; “Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami Berikan kepadamu” (QS.Al-Baqarah:172).


THIBBUN NABAWI


Pengobatan cara Nabi merupakan seni pengobatan yang saat ini mulai dilupakan, maka wajar jika keberadaannya timbul tenggelam kalah oleh pengobatan konvensional.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam memang tidak diturunkan sebagai tabib, namun kita yakin bahwa yang disabdakan Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam adalah Wahyu. Inilah yang menjadi ciri khas dari pengobatan Thibbun Nabawi yaitu ilahiyah, ilmiyah dan alamiyah sesuai dengan konsep islam yang bersifat fitrah. Sebagaimana yang disebutkan oleh Dr. Jafar Khadem Yamani, Syariat islam yang dibawa oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallamterkandung nilai – nilai ath-thib(kedokteran) yang murni dan tinggi. Prinsip dari syariat islam adalah membawa kemaslahatan umat manusia pada masa sekarang dan masa depan. Bila kita perhatikan ulama – ulama pendahulu seperti Asy-Syuyuti, Ibnu Qayyim, Ibnu Sina dan masih banyak lagi salafusshalih yang juga dikenal sebagai Tabib yang professional. Bahkan Imam Bukhari, imamul muhaditsin, orang yang pertama kali menyusun kitab ath-Thibun Nabawiy, di dalamnya terdapat lebih dari 80 hadist yang berkaitan dengan kedokteran, terapi yang beliau suka adalah terapi madu (herba) dan al-Hijamah (Bekam).
Ibnu Qayyim berkata bahwa pengobatan cara Nabi tidak seperti pengobatan para ahli medis saat ini. Pengobatan cara nabi dapat diyakini dan bersifat pasti, ilahiyah dan misykat nubuwah dan kesempurnaan akal, sementara pengobatan lainnya bersifat praduga dan berdasarkan coba-coba yang ketidakefektifannya sering kali tidak dapat dipungkiri.
Al-Qur’an yang menjadi kesembahan bagi penyakit di dalam dada, jika tidak diyakini berdasarkan iman serta kepasrahan maka tidak akan menjadi obat yang menyembuhkan penyakit di dalam dada. Bahkan bagi orang orang munafik, Al-Qur’an semakin menambah kejahatan diatas kejahatan mereka.Diantara berbagai obat obatan yang dapat menyembuhkan penyakit adalah SHADAQAH, TAUBAT dan ISTIGHFAR.Ini merupakan obat yang tidak terkejar oleh ilmu Analisis kedokteran Hari ini.


TERAPI HERBA


Merupakan terapi menggunakan bahan bahan alami (tumbuhan, hewan yang dihalalkan, mineral dll). Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam senantiasa menggunakan herba dalam pengobatan, antara lain : Air Zamzam, Madu, Kurma, Habatussauda, Zaitun, Bawang putih, jahe, biji anggur, qosthul bahri dan masih banyak lagi.  Sebagai contoh madu dan habatussauda yang dapat dijadikan sebagai obat berbagai penyakit. Madu berasal dari lebah yang hinggap lebih dari 144 macam tumbuhan, sehingga ketika kita minum madu maka beberapa jenis herba telah kita minum dalam tiap sendoknya. Begitupula Habatussauda yang menurut para ahli mengandung zat aktif yang dapat menigkatkan sistim kekebalan tubuh menjadi naik berkali kali lipat, pantaslah  jikaRasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallammengatakan bahwa Habatussauda dapat mengobati segala macam  penyakit kecuali kematian.
Kelebihan Herba diantaranya adalah probiotik (tidak antibiotik) sehingga bersifat meningkatkan imunitas tubuh, tidak ada efek samping (tidak seperti obatan kimia), dan banyak mengandung nutrisi alami. Itulah sebabnya dengan mengkonsumsi herba setiap hari dapat memperbaiki sel sel tubuh yang rusak sehingga tubuh senantiasa prima. Terpenting dari itu semua, pengobatan herba aman untuk semua usia dan tidak hanya mengobati satu macam penyakit saja, karena herba bersifat Holistik atau menyeluruh.


TERAPI AL-HIJAMAH (BEKAM)


Dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallambersabda; “ pada malam aku di isra’kan aku melewati sekumpulan malaikat, seraya berkata; “ wahai Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallamsuruhlah umatmu untuk melakukan Al-Hijamah”
Tubuh yang sehat, pikiran yang jernih dan hati yang bersih adalah factor yang penting dalam kehidupan seorang hamba dalam melaksanakan tanggung jawabnya terutama optimalisasi ibadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Jika banyak toksid (racun) dalam tubuh, mengakibatkan menyumbatan pada pembuluh darah dan berakibat sistim peredaran darah menjadi tidak lancar. Keadaan ini sedikit demi sedikit akan mengganggu kesehatan baik fisik maupun mental seseorang. Disinilah perlunya melakukan sebuah terapi yang senantiasa dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, yaitu Al-Hijamah.
Al-Hijamah atau sering dikenal dengan Bekam, merupakan terapi yang cara kerjanya membuang toksid (racun) yang terkumpul di dalam tubuh, dengan cara melakukan penyedotan (menggunakan gelas bekam) diatas permukaan kulit, sehingga toksid di dalam tubuh yang selama ini menyebabkan tubuh menjadi lemah, kurang bergairah, atau gangguan lainnya dapat dikeluarkan dengan cepat. Al-Hijamah sangat baik digunakan sebagai perawatan kesehatan, minimal satu bulan sekali. Waktu terbaik melakukan Al-hijamah menurut Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam adalah tanggal 17, 19 dan 21 tiap bulan hijriah. Dan barang siapa yang melakukan al-hijamah pada tiga tanggal tersebut, maka akan dijauhkan dari berbagai penyakit.
Banyak kesaksian dari orang-orang yang melakukan terapi al-hijamah dengan disertai mengkonsumsi herba, dengan izin Allah Subhanahu Wata’ala, mereka yang menderita penyakit kronis serta menahun, mengalami kesembuhan.Selama pengobatan itu tidak melanggar syari’at tentu itu diperbolehkan.Ketika berobat dengan racikan yang tidak terjamin keHALLALANnya atau berobat dengan pengobatan yang mengandung Tahayul, bid’ah dan khurafat akankah mendapat keridhoan dari Allah Subhanahu Wata’ala? Sedangkan menurut sendi kehidupan kita hanyalah mencari ridho dari Allah Subhanahu Wata’ala. Yakinkan diri kita dengan apa yang disabdakan dan telah dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.
Wallahu ‘alam bishshowab.



MENGAPA KITA KE RSH…?

1. Pengobatannya alami dan islami.
2. Berpedoman pada Al-qur’an dan As-sunnah nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.
3. Bebas dari hal hal yang berbau Syirik, Tahayul, bid’ah dan khurafat.
4. Tidak menggunakan obatan kimia.
5. Diagnosa dengan Teknologi canggih.
6. Alat modern dan Higienis, sesuai dengan standar medis.
7. Berobat sambil beribadah.
8. Manajemen pasien yang sesuai syar’I (pasien pria dan wanita terpisah)

bottom of page